Kamis, November 8

KASIH RINDU


Genap sudah dua bulan sejak kita memutuskan untuk tak lagi berjalan bersama setelah satu tahun ini. Aku tahu, satu tahun itu bukan waktu yang sebentar namun bukan juga waktu yang lama. Kenapa? Buktinya kita masih tak cukup saling mengenal satu sama lain. Padahal, satu tahun lebih kita bersama. Tepatnya duapuluh dua bulan. Aku lelah olehmu, sikapmu. Dirimu yang selalu lari dari masalah, memperbesar masalah kecil, lalu marah dan bualan-bualan yang kau buat ketika kita bertengkar. Namun aku rindu. Aku rindu sikap malumu ketika aku menari sambil bernyanyi memandangimu. Aku rindu sikap manjamu yang seakan tak pernah ingin jauh dariku ketika kita duduk bersebelahan. Aku rindu pukulan ringan yang selalu kau lempar ketika aku membuatmu tertawa. Sudah dua bulan semua hal itu hilang. Kita tak lagi bicara, saling tatap-pun tidak. Meski aku tahu kau ingin menyapa.
Aku benci memandangmu, aku benci untuk harus dan ingin berbicara denganmu. Setiap kali kita berpapasan, rasa rindu dan ingin memeluk yang tersampaikan muncul. Dan aku membencinya. Setiap kali aku terdiam dan terpikirmu, hatiku sakit teringat apa yang sudah kamu, kita lakukan selama duapuluh dua bulan itu hilang begitu saja. Karena itu lah aku tak ingin melihat dan bahkan mengingatmu meskipun rasa rindu ini menusukku sampai ke tulang.
Dua bulan ini aku terbelenggu dalam kesedihan. Rasa rindu yang tak tersampaikan menusuk perih sampai ke tulang. Meremas jantung yang kau tahu lemah. Aku tak tahan menahan perih ini, aku mencari penggantimu, namun gagal. Secara mendadak dia pergi ketika aku baru saja lupa akan kehadiranmu. Namun kini, dirimu mengusik mimpi-mimpiku lagi. Aku yang biasanya berbicara denganmu setiap pulang dan pergi sekolah harus merasa kesepian karena bosan harus berdiam diri di atas motor. Aku mencari penggantimu. Musik. Aku selalu mendengarkan musik setiap aku berada di atas motor sendirian, bernyanyi, berteriak tanpa malu di tengah jalan raya menghilangkan rasa kosong pada perut yang biasa kan peluk, pada dadaku yang biasa kau elus. Tapi kau tak tergantikan. Terkadang aku merasa aku ingin pandai bermain gitar. Bukan untuk ketenaran, tapi untukmu. Aku berharap kesedihan yang membelenggu ini dapat aku sampaikan kepadamu dengan bernyanyi sambil bermain gitar. Kenapa tak bicara langsung? Aku takut.
Aku benci untuk jujur, mungkin karena itulah setiap kali kau bertanya,”kamu kangen aku?” atau  “kamu masih sayang ngga sih?” aku tak ingin jawab. Aku takut akan reaksi. Aku takut apa yang akan aku menerima reaksi buruk dari kejujuran yang aku katakan. Sebagai contoh, bagaimana jika kau telah menemukan orang lain tapi karena aku menjawab “iya” ketika kamu menanyakan salah satu dari pertanyaan di atas, kamu lebih memilih aku karena merasa kasihan. Karena merasa kamu sudah terbiasa dengan pelukanku. Karena suatu alasan selain bukan cinta yang murni. Aku takut akan itu.
Rasa rindu ini tak sanggup lagi ku tahan. Ingin ku tetes kan air mata karena perihnya, namun rasanya berat. Aku hanya ingin menangis dalam pelukmu. Itu janjiku. Tapi maaf, malam ini, aku tak sanggup lagi memegang janjiku. Berselimut dinginnya malam hari ini karena hujan, aku teteskan air mataku tanpa pelukmu. Aku rindu. Dalam surat ini, aku katakan isi hatiku yang tak pernah sanggup ku sampaikan. Maafkan aku sayang.

Aku rindu 

Kamis, November 10

21th

Siang itu, semua temen temen gue sedang asik berolah raga. Skipping dan badminton. Jumping here, jumping there.. forehand, backhand, smash. Gue nyimpen hp gue di tas temen gue yang kebetulan lagi minjem hp gue.

‘Ut! Mau minjem hp ya?’ teriak temen gue ketika gue lagi main skipping.

‘Iya, ambil sendiri ya?’ lalu dia mengangguk.

Dia selalu minjem hp gue untuk ol twitter. Lalu ngecek TL mantannya. Semua tweet yang cowo itu tulis, dia bacain. Entah itu mention yang ga penting atau itu mention yang bisa bikin dia cemburu sampe nangis.

Gue udah cukup cape olah raga siang itu. Gue duduk di sofa biru yang ada di depan kelas gue. Di situ temen gue lagi anteng dengan membaca TL mantannya. Secara tiba-tiba, dia nodongin hp ke gue sambil bilang, ‘sedih ya?’. Dia nunjukin TL mantannya yang lagi ngobrol secara ‘deket’ sama mantan mantannya temen gue (ribet ya? Tapi ngerti kan?). Ga lama setelah itu dia ngembaliin hpnya ke gue terus masuk ke kelas dan nangis. Everybody knew kalau temen gue ini masih sangat dalam sayang sama mantannya. Everybody knew kalau temen gue ini sebenernya bisa tapi gamau move on dari mantannya. Sebenernya mereka itu pasangan yang bisa jadi sangat cocok. Mereka hanya keras kepala. Cewenya selalu jadi orang arogan dalam hubungan mereka. Ga bales sms sebentar, marah. Bilang cewe itu cantik, marah. Ini marah, itu marah. Tapi cewe itu sayang banget sama si cowonya! Si cowo selalu ‘ya udahlah’ dengan cueknya. Itu juga selalu bikin temen gue ini kesel. Mereka hanya kurang saling terbuka antara satu dengan yang lainnya, menurut gue sih itu. Padahal, mereka sudah bisa bertahan salama 5 bulan. Seharusnya bisa lebih.

***

Di 21 ke 5 yang mereka laluin bersama, mereka ngobrol berdua entah ngobrolin apa tapi yang pasti tentang hubungan mereka berdua. Setelah mungkin sekitar 1 jam mereka ngobrol, akhirnya temen gue nyamperin gue lalu nangis. Mereka putus. Dia bilang alesan si cowo mutusin itu karna dia mau sukses. Dia mau fokus ke belajar. Sejak hari itu temen gue berubah jadi cewe yang suka ngegalau. Setelah ngebenerin lagi, si cowo bilang kalau dia masih mau ngejagain temen gue ini dan nanti dia bakalan balik lagi, hanya entah kapan. Temen gue nunggu..

Nunggu..

Nunggu..

Dan nunggu..

Sampe akhirnya balik ke siang dimana dia nemuin cowo itu deket sama mantannya.

***

Bel ganti pelajaran udah bunyi, temen gue masih belum masuk kelas. Entah dia ada di mana. Tiba tiba dia masuk kelas dan diam.

‘Ut!’ dia manggil gue dari sebrang kelas. Karna berhubung gue duduk di deket tembok so do her. Lalu dia mengangkat tangannya yg memegang kertas menandakan dia pengen gue ngebaca kertas itu. Isinya...

For: my 21th

Today, I understand what you mean about this sentence “waiting is so exhausting”. I feel so hurt to know that I realize about that. I think I’ll always to be the one in your heart. I think you’ll always love me, like I love you.

But, time heals everything. Time changed your mind, your heart, and yourself. And you’ve changed everything . And I’m disappointed about that. Really, I feel so stupid for waiting you, I feel so stupid to caring about you. But, you don’t do the same.

I know I have promise to you, that I’ll always love you. I’ll always be there for you. I’ll always to be with you. But actually I can’t do this anymore.

Did you know? Since you’re gone I’m keep on crying and crying. When I see you, I want to cry, cry for all moments about you and me. I just want you to know that I’m not okay about this situation.

“If one day I said ‘I love you’ it doesn’t meant only that day. It meant forever” remember this? I’ll always love you. But, from now I’ve to move on from you because you have to move on first. I hope you’ll be okay with her. I hope I’ll be okay too, with myself

With tears

R

Surat itu dia kasih ke mantannya sepulang sekolah. Gue, dia dan temen temen yang lainnya berharap satu hal yang sama. Dia bisa ngedapetin jalan Tuhan yang paling baik dengan kekeras kepalaannya.

Senin, September 5

In to You

Early in the morning I was still in bed
You call me just in time when the sunlight comes
You said “How was your sleep? I didn’t do too well. Would you be a friend and take a walk with me?”

My friends they all been telling me that you’re no good
You broke a lot of hearts and you don’t even know
I refuse to believe any of that is true
But I’ll hate it when they’re right and tell me told you so

I don’t want to be a victim of a broken heart
I don’t want to put myself into another mess yeah
I don’t want to be a fool and make a big mistake
I’ve should’ve known better, but it’s allright
Cause I’m in to you

Early in the morning I was still in bed
We’ve talked about an hour till my ear turns red
You said “It’s getting late, I’m gonna have to go. I’ll be getting ready so how ’bout that walk?”

My friends been telling me that I should let you go
You broke a lot of hearts and then you run away
I refuse to believe any of that it’s true
But I’ll hate it when they’re right and tell me told you so

I don’t want to be a victim of a broken heart
I don’t want to put myself into another mess no
I don’t want to be a fool and make a big mistake
I’ve should’ve known better, but it’s alright
Cause I’m in to you

Early in the morning I was still in bed
The thought of you remains the biggest mystery
I was left unsure of all this thing would go
I guess I’ll think about it when I walk with you

Kamis, Juli 28

Sat dan Dongeng Kecilnya

selama tiga minggu ini gue mendapatkan banyak masalah disekitar gue. satu hari, gue cerita sama salah seorang perempuan yang selalu mengerti apa yang gue rasa, gue mau dan cara berfikir gue. setelah gue menceritakannya dia membuatkan sebuah cerita. cerita tentang gue didalamnya. so, here it is..


Aku baru saja selesai dengan beberapa urusan kecil tak maknaku ketika aku menemui Sat terduduk di kursi lusuh di depan sekolah. Aku melihatnya sedang bernyanyi sambil diiringi gitar oleh seorang teman. Aku suka suaranya sama seperti aku menyukai suara Ukhmar. Indah dan begitu syahdu merasuki siang yang agak teduh ini. Aku berusaha mendengar dan menikmati suaranya. Aku merindu Ukhmar dan aku merindu bagaimana ia bernyanyi untukku. Kau tahu, aku sangat benci merindu. Dan sekarang aku harus kembali berperang dengan rindu yang kini berhasil memukulku telak di pusat dadaku. Ukhmar, aku rindu.

Aku amat menikmati suara Sat dan tak menyadari bahwa ia menyanyikan salah satu lagu yang aku suka. Aku menyambarnya dengan pertanyaan ringan kemudian tangannya memerintahkan aku untuk duduk di sebelahnya. Aku sangat tahu Sat sedang bersedih tanpa tahu alasan mengapa ia bersedih. Aku harap aku bisa membantu.

Aku berjalan mendekati Sat dan duduk tepat di samping kanannya. Aku menyanyikan beberapa baris lagu dan ini cukup menghibur, setidaknya untuk diriku sendiri. Sat menyanyikan beberapa lagu yang tak aku hafal liriknya adalah alasan mengapa aku tak ikut bersenandung dengannya sama seperti lagu pertama saat aku duduk di sebelahnya. Lagi, aku sangat menikmati suara emas Sat.

Sudah beberapa lagu terlewati dan konser tunggal Sat berakhir. Suara nyanyian gitarpun terhenti. Senyum di wajah Sat kembali hilang. Aku bertanya padanya soal apa yang terjadi.

“Aku hanya sedang sedikit bingung, Nar.”, jelasnya pelan. Aku bisa dengan jelas membaca raut wajahnya saat itu. Raut wajah Sat lebih muram dari langit kelabu sebelum hujan di sabtu sore yang selalu berhasil membuat setiap jiwa muda bersedih karena tak bisa menghabiskan malam minggu di luar rumah. Berkati aku, Tuhan. Aku harap aku bisa cukup membantu Sat di sisa hari ini.

“Kenapa?”,tanyaku sambil menatap matanya dalam.

“Lihat, dia sedang bersama lelaki itu. Aku cemburu. Demi Tuhan, aku cemburu. Siapa sih lelaki yang tak sakit hatinya ketika melihat wanita miliknya sedang mengobrol dengan lelaki lain dan ia begitu dingin ketika berbicara dengan kekasihnya? Kamu mengerti maksudku, kan, Nar?”

“Paham. Ada apa sebetulnya?’

“3 minggu terakhir ini adalah minggu paling brengsek yang pernah ada. Ia begitu dingin padaku dan tak melakukan hal yang sama dengan lelaki lain. Aku butuh kepastian, Nar. Ketidakpastian ini begitu membunuh. Aku sekarat. Dan satu-satunya obat dari sakitku adalah kepastian darinya.”

“Lalu? Apa yang sebenarnya kamu harapkan dari wanita itu?”

“Aku ingin dia yang dulu, aku merindukan dia yang dulu. Aku sudah mencoba untuk memperbaiki apa yang salah dariku. Tapi, setiap kali aku mencoba untuk memperbaiki apa yang salah darinya, ia selalu tak mau terlihat salah.”

“Aku paham. Aku paham.”

“Aku… hanya… tak mengerti tindakan apa yang dianggap paling tepat untuk sekarang.”

“Dan semua orang tak bisa memberimu solusi.”

Anggukannya membuat aku sedikit mengerti. Keadaan seperti ini memang selalu berhasil membuat semua orang terlarut dalam kesedihan. Aku selalu tahu bahwa agama selalu melarang kita menjadi seperti ini, tapi, apakah setiap orang bisa berhasil mengatasi kesedihannya?

Aku dan Sat membuat waktu berjalan terasa lebih cepat hari ini. Kami saling bercerita sepanjang jalan dan kami tahu bahwa kami sedang menghadapi spesies manusia yang sama. Kekasih Sat adalah seorang yang sedang begitu acuh tentang dirinya dan Ukhmarku juga sedang melakukan yang sama. Kami berdua sama-sama merindukan kekasih kami yang dulu. Apa daya, kami berdua tak bisa melakukan apapun selain berdoa untuk yang terbaik kepada Tuhan dan berharap Tuhan bisa menjaganya.

Dari sekian banyak cerita yang diuraikan Sat senja ini, aku paham bahwa Sat sangat ingin melupakan kekasihnya sejenak. Banyaknya masalah yang sedang menjadi tameng bagi buah pikir positifnya kini menjadi satu-satunya alasan mengapa ia terlihat seperti anak kucing yang haus akan air susu induknya. Aku sangat paham bahwa Sat membutuhkan bahu untuk bersandar dan badan untuk dipeluk. Sat hanya butuh beristirahat. Ia butuh waktu untuk dirinya sendiri dan melupakan sejenak semua masalah yang ada. Kau tahu, terkadang manusia mencapai titik lelahnya dan hal paling brengsek adalah ketika mereka tak menemukan tempat untuk beristirahat. Sat adalah penyendiri, atau bisa dibilang ditakdirkan sendirian. Aku benci melihatnya terpuruk dalam kesendirian. Sekarang, kau mengerti bagaimana aku begitu membenci kesendirian dan ketidakpastian, bukan?

Aku tak begitu percaya teori bahwa kesabaran manusia memiliki batas. Seorang mengatakan padaku bahwa semakin seorang manusia diuji semakin dia sabar. Yang jelas dan yang aku tahu, setiap manusia punya batasan. Batasan ini adalah bukan batasan kesabaran, tapi batasan untuk dapat mengerti orang lain. Emosi, amarah, dan perilaku agresi menyamarkan kesabaran dan batasan mengerti. Mereka berhasil membuat manusia percaya bahwa manusia punya batasan kesabaran.

Aku mengerti bahwa Sat hanya ingin dimengerti setelah banyak mengerti kekasihnya. Mungkin, selamanya orang dewasa akan selalu mengerti tanpa dimengerti namun akan selalu terkesan tidak mengerti. Selalu. Sat bilang bahwa bukan masalah yang besar jika memang dia sudah tak menyayangi Sat seperti dulu. Ia hanya butuh kalimat itu terlontar langsung dari bibir merah muda kekasihnya. Dan dari sini, akupun mengerti bagaimana rasa sakit dapat mengobati rasa sakit yang lain. Memang sakit ketika kita tahu kenyataan bahwa orang yang kita sayangi sangat dalam tak menyayangi kita lagi, tapi, adalah hal yang lebih menyakitkan bahwa kita tak mendapat kepastian dari orang yang kita sayangi sangat dalam tentang balasannya terhadap rasa sayang kita.

Perjalanan panjang ini terasa sangat singkat. banyaknya cerita Sat hari ini mebuat aku begitu bersyukur. Ukhmar meninggalkanku hari ini namun ternyata masih ada alasan untuk tetap tersenyum. Terkadang, kita harus menikmati rasa sakit ketika kita tersakiti. Terkadang kita harus mengobati lukanya tapi terkadang jalan terbaik adalah membiarkan lukanya kering dengan sendirinya. Disayat di tempat yang sama bisa membuat seseorang mati rasa. Tapi, bukankah mati rasa menghindarkan kita dari rasa sakit? Rasa sakit mungkin bisa mewarnai hidup kita, tapi mati rasa bisa saja membuat pelangi yang sudah kita torehkan lebih indah. Sebuah pelangi bisa terlihat sangat indah tanpa noda sakit yang ada di antara warna indahnya.

Satku, saudara laki-lakiku tersayang, aku hanya bisa berdoa agar kau menemukan kepastianmu sesegera mungkin. Doa setelah shalat fardhuku menjadi satu-satunya bingkisan terindah yang bisa aku rangkai untuk menghiburmu. Tuhan bersamamu.


so that's all. anyway.. kalau kalian pada suka sama apa yang temen gue tulis, kalian bisa liat tulisan-tulisannya disini. but, someday URL-nya bisa ganti loh ya!
Nar, thank's for your story..

thank's for reading people. see you soon!

Rabu, Juni 8

fetish dan masochist

hei blogger! udah lama gue ga mosting disini *brb bersihin sarang laba-laba*.
well, ketika gue berjalan kaki barusan.. temen gue mengatakan hal baru sama gue. kata tersebut adalah masochist. lalu beberapa hari ini gue lagi baca komik yang menceritakan tentang seorang cowo fetish. lalu secara mendadak gue kepikiran sesuatu.. sesuatu itu bakalan gue cerita pada post gue kali ini. silahkan dibaca dan dinikmati.

Masochist adalah sebuah penyimpangan kepribadian. Ciri khasnya adalah suka menyakiti diri sendiri. Masochist sendiri terbagi dua. Ada yang namanya masochist moril, ada juga yang namanya masochist eros. Well, masochist moril adalah untuk orang orang yang mempunyai kenikmatan bawah sadar ketika seseorang menyakiti perasaannya. Orang ini mungkin menangis dan terlihat sangat sedih ketika di sakiti. Tapi kesedihan itu yang membuat ia merasa tenang.

Sedangkan masochist eros adalah masochist yang bersifat fisik. Bukan hanya di dalam aktifitas seksual saja. Tapi di hal lain juga
seperti menyilet tangan… jedotin pala ke tembok… dll yang menyakitkan dia.

sedangkan untuk fetish menurut komik yang gue baca. fetish adalah orang yang membagi orang lain dalam parts dan mereka menyukai parts-parts tertentu itu. sebagai contoh, ada seorang laki-laki yang suka banget sama kaki yang kulitnya putih atau cowok yang suka sama cewe yang berkacamata.

dari kedua hal tersebut, gue menemukan sesuatu. orang fetish sepertinya masochist juga. misalkan begini, gue suka banget sama kakinya zooey deschanel(yang ga tau buka google sonoh!) gue pengen banget diinjek-injek sama kakinya dia. kurang lebih begitu. nyambung kan antara fetish dengan masochist?

hal absurd, random atau yah apapun lah secara mendadak melintas di pikiran gue: “bagaimana bila seorang anak kecil menjadi seorang fetish atau masochist?”. gue berfikir mungkin mereka yang suka kaki, mereka ingin di injak-injak oleh kaki bona dan rongrong. bagi mereka yang suka suara dora, mungkin mereka ingin mendengar dora ngomong sesuatu yg mesum. gilak! (tunggu, apa gue yg gila sih sebenernya?!)

semoga mereka yang masih kecil-kecil ga bakalan kayak gitu.


P.S. mungkin post ini sedikit membingungkan, jadi kalo emang ngebingungin ga usah di baca :p

btw, ini gue ketik original di tumblr gue.. URL-nya klik aja disini bisa di follow juga kalau kalian punya tumblr ;)

Selasa, Januari 25

surat terakhir untuk penghuni venus

beberapa hari lalu. atau minggu ya? gue lupa -,-
temen gue ngasih tau ke gue kalau ada semacam sayembara menulis gitu.. tentang mantan pacar, selingkuhan atau istri atau HTS-an (Hubungan Tanpa Sitkom?). entah kenapa. hasrat ingin menjadi seperti raditya dika selalu ada di hati dan pikiran gue. jadi gue ikutan menulis cerita tersebut. ceritanya sih ga terlalu bagus (menurut gue)..
here the story goes !

Kamu inget, waktu pertama kali kita ketemu? Ruang sembilan tempat kita bimbel dulu. waktu kita pertama kali ngobrol pas aku lagi ngegambar di papan tulis kelas waktu kamu salah masuk ruangan.

Kamu inget, waktu dulu aku pernah secara blakblak-an bilang kalau aku kangen kamu waktu kamu ga dateng ke tempat bimbel?

Kamu inget, waktu aku bilang, "wah? masa km pnya mantan!? masa km pnya pacar?! baik dari mana km?!" dan akhirnya aku falling in love sama kamu?

Kita di perkenalkan oleh sebuah tempat les dan sebuah gambaran di papan tulis. Padahal cuma hal se-sepele itu ya, tapi kita bisa kayak gini ! banyak hal yang udah kita laluin bareng. Mulai dari waktu aku pertama kali main ke rumah kamu dan waktu sampe kamu dengan semangatnya langsung berteriak waktu buka pintu rumah, “ibu ! ini pacar ewin !”. ingetkah kamu dengan hal itu?

Makan bareng pertama kita. Nasi goreng sosis buatan ibu kamu yang sebenernya aku merindukannya. Ingetkah kamu dengan hal itu?

Milo dingin yang selalu kamu tawarin tiap aku kerumah kamu. Ingetkah kamu?

Kamu inget waktu kita berantem cuma gara-gara salah paham? Cuma gara-gara kata “munafik!” yang aku teriakin yang bikin kamu kecewa sama aku?

Kita sama-sama menyesal. 3.6.9 itu harus berenti dalam waktu 2 bulan. Tepatnya 2 bulan 4 hari. Sampe 7.8.9. kamu bilang, kamu mau nerima aku lagi kalau aku ngerasa bahwa aku udah bisa berubah jadi laki-laki yang baik. Yang ngga bakalan ngecewain dan nyia-nyia-in lagi cewenya. Aku berubah. Aku ngerasa bahwa aku berubah. Kamu ngerubah aku menjadi seseorang yang lebih baik. Tapi, waktu aku berubah, kamu udah punya seseorang yang bisa bikin seneng dan ketawa more than I do.

Sejujurnya, aku menunggu. Aku menunggu kamu. tapi kesempatan yang pernah kamu bilang itu ngga pernah muncul. Aku mungkin mulai cape nunggu kamu dan mulai mencari yang lain.

Waktu aku putus. Aku nunggu lagi kesempatan itu. Tapi ngga pernah muncul. Pada akhirnya aku selalu memandangi kamu dari seberang jalan.

aku pengen kita ngelewatin tanggal 3 bulan 6 berdua lagi.

surat ini mungkin seperti surat biasa lainnya. Tapi ini lah isi hati aku sama kamu selama ini. Maafin aku yang selama waktu dulu nyia-nyiain sayangnya kamu yang sepenuhnya sama kamu. maafin aku. Aku harap, suatu hari ini kita bisa balik dan ngelewatin tanggal 3 bulan 6 berdua lagi kayak dulu.

Monyet kecilmu

satria



yeaaa.. that' it. ceritanya pendek ya? hehehe..
gue kebingungan sebenernya judul apa yang pas buat cerita ini.
tapi, gue kirim dengan judul 3.6.9

Senin, Desember 27

another unimportant things in this new year celebration

3 hari menuju tahun baru..
gue duduk sejenak sambil ngedengerin lagu dan berfikir. apa aja yang udah gue lakuin taun ini?
lot of things happen.
entah berapa banyak hal yang udah gue lewatin. seratus? seribut? mungkin lebih. sejuta. mungkin masih kurang.
banyak hal di kepala gue yang tiap kali gue pengen nulis di blog, keluar secara berantakan. pas
gue lagi pengen nulis ini yang keluar malah hal lain. saking banyaknya cerita di kepala gue yang ngga pernah gue sampein.
rasanya baru beberapa hari lalu temen sd gue nganggap gue kakak.
rasanya baru beberapa hari lalu gue tertidur ngeliatin langit bareng irwan.
rasanya baru beberapa hari lalu gue berkurang umur.
rasanya baru beberapa hari lalu gue bercerita tentang paris.
rasanya banyak hal yang masih terasa beberapa hari..

banyak hal yang gue lakuin dengan salah di tahun ini.
gue kehilangan beberapa orang di tahun ini.
orang-orang yang gue ceritain di hello, sally..., di story that written a year ago, dan di falling leaves

selama ampir setengah tahun ini. cerita gue mendadak berubah menjadi cerita yang melancholy.
entah apa yang gue pikirin di tahun ini. mungkin arah gue berubah, dari yang biasa ngomongin temen jadi ke perempuan. dari yang biasa ngomongin celana jadi ngomongin hati.
but, it's been a year.
it's been a year even more that I know them.
gue udah pernah kehilangan dan sekarang gue ngga bakalan kehilangan lagi.
gue udah pernah berubah arah dan sekarang gue bakalan ngebalikin lagi.
mungkin ngga gampang, tapi gue bakalan berusaha.

mungkin kayak sebelumnya, post ini ga bisa di mengerti (lagi) tapi mungkin bakalan berhasil kalau kalian coba baca sambil masang lagunya depapepe yang wedding bell.
gue nulisnya menggalau sih, hehehe.
well, too much things in my head. see you as soon as possible..
happy new year